Pura Besakih Bali bisa menjadi salah satu objek liburan religi terutama bagi umat Hindhu. Dikala berlibur ke Bali, memang kurang afdol sekiranya tidak mengunjungi daerah liburan ini. Kenapa demikian? Sebab berbeda dari pura lainnya, pura ini adalah pura terbesar yang bisa kita dapatkan dan kagumi di Bali.
Pun masyarakat sekitar meyakini sekiranya pura ini adalah cikal bakal dari penyebaran agama Hindu Dharma di Pulau Dewata. Jadi tidak heran sekiranya daerah ini amat disucikan dan dijaga oleh warga sekitar.
Sejarah pura Besakih Bali
Lama berdirinya Pura Besakih tidak bisa dipastikan dengan bagus, namun sekiranya memperhatikan batu fondasi dari pura hal yang demikian banyak yang beranggapan sekiranya usia pura ini telah menempuh 2000 tahun. Pura Besakih adalah rumit pura yang dibangun Rsi Markandeya yang dahulu dikenal sebagai tokoh Hindu penting di India.
Cara pembuatan Pura Besakih ini terjadi sebab Rsi Markandeya menerima wahyu ketika melakukan semedi di Gunung Dieng, Jateng. Wahyu yang diterimanya adalah suatu petunjuk yang diberi oleh pencipta yang memintanya untuk mengubah hutan Bali dari selatan ke utara. Dalam proses perembesan hutan yang dikerjakannya, Rsi Markandeya diyakini telah menanam kendi berisikan air suci dan logam yang ketika ini dikenal sebagai Mama Pancadatu.
Beberapa peneliti beranggapan sekiranya Pura Besakih secara sah dimanfaatkan umat Hindu pada tahun 1284. Pada abad ke-15, pura ini berubah menjadi pura kerajaan yang dikontrol oleh Dinasti Gelgel. Melihat besarnya skor sejarah yang dimiliki oleh pura ini, Besakih infonya masuk daftar waiting list UNESCO golongan Laman Warisan Dunia.
Struktur bangunan Pura Besakih
Konsep kuno memang menempel amat kuat pada Pura Besakih. Kemungkinan besar ini adalah konsep arsitektur peninggalan dari zaman Megalitikum. Kita bisa memperhatikan penerapan benda-benda bersejarah seperti tahta batu, teras piramid juga menhir di rumit liburan.
Rumit bangunan dari Pura Agung Besakih diyakini adalah rumit pura terbesar sebab di dalamnya terdapat 23 pura. Karenanya dari itu, butuh waktu lebih lama bagi para pelancong untuk menjejaki satu demi satu pura di rumit liburan ini, termasuk memperhatikan Pura Basukian ataupun Pura Penataran Agung.
Sebagai pura terbesar di Pulau Dewata, pura ini tidak pernah absen melakukan acara keagamaan. Tiap tahunnya, kurang lebih ada 70 festival yang akan diselenggarakan di rumit liburan religi Hindu ini. Pun warga Bali memadati kawasan pura ketika terjadi fenomena bulan purnama di perayaan Odalan.
Tiket masuk
Terlepas dari keunikan sejarah yang tersimpan di balik pembuatan Pura Besakih. Sebagai generasi penerus, kita cuma bisa turut melestarikan dan menjaganya. Untuk menikmati fasilitas dan estetika arsitektur dari Pura Besakih, pengunjung cuma perlu membayar tiket masuk Rp. 15.000.
Itulah sejarah singkat perihal daerah liburan Pura Besakih Bali. Mayoritas umat Hindu datang ke daerah ini tidak sekadar untuk berlibur, namun juga untuk beribadah.
Sumber: hariliburnasional.com